Okelah juga....
Sebenarnya aku sudah agak jengah dan judeg pula selalu mendengar dan membahas masalah ini. Masalah yang klise dan sebenarnya ada yang lebih urgen. Yaitu masalah tentang suatu hadist Rasulullah saw yang mengatakan pada akhir zaman umat Islam akan terpecah menjadi beberapa golongan. Golongan yang selamat di akhir zaman yaitu adalah As-sunnah dan Al-Jamaah.
Yang menjadi dipermasalahkan adalah ketika suatu "golongan" merasa bahwa golongannya itulah termasuk golongan yang benar. Dan 73 golongan itu pastilah akan merasa yang paling benar sendiri.
Okelah saya telat bikin post dan bisa disebut mengutip Faqih. Sunniy adalah manhaj dimana seseorang mencintai dan menjalankan sunnah-sunnah Rasulullah. Salafy adalah ketika kita mengikuti dan meneladani umat-umat shalih (shahabat, tabi'in) yang terdahulu. Disebut jamaah ketika kita menjalankan Islam dan menegakkan kalimah Allah secara bersama-sama. Disebut ikhwaniy ketika kita membangun Islam di atas dasar persaudaraan sesama muslim.
Sepantasnyalah setiap muslim menjadi seorang Sunniy yang menegakkan sunnah Rasulullah. Seharusnyalah tiap muslim menjadi Salafy yang meneladani umat shalih terdahulu. Juga setiap muslim harus menegakkan kalimat Allah dalam suatu Jama'ah dan Ikhwaniy.
Okelah kita di Indonesia mengaku sebagai orang Nahdhatul Ulama, Muhammadiyah, Hizbut Tahrir, Salafy, Tarbiyah, dll. Tapi yang paling utama kita tak bisa meninggalkan aturan-aturan seperti Sunniy, Salafy, dll.
Bolehlah kita mengaku sebagai orang Nahdhatul Ulama. Namun di sisi lain kita harus juga mengaku sebagai Muhammadiyah (pengikut Muhammad saw) karena kita adalah umat Muhammad saw. Juga ketika kita mengaku sebagai orang Salafy, seharusnyalah kita juga mengaku sebagai orang Jama'ah karena kita menegakkan Islam secara bersama-sama.
Jika seumpama kita tak mengikuti manhaj atau aturan seperti contoh diatas, kemana kita akan berpegang pada agama Allah?
Jika kita mengaku bukan sebagai Sunniy, sunnah siapa yang akan kita anut?
Jika kita mengaku bukan sebagai Salafy yang meneladani umat terdahulu, lalu umat mana yang akan kita teladani?
kita mengaku bukan sebagai Tablighy, lalu apakah kita puas bahwa Islam dimiliki oleh kita tanpa menyebarkan pada orang lain?
Bila kita mengaku bukan sebagai orang Jamaah, apakah kita mampu menegakkan syari'at Allah seorang diri?
Bila kita mengaku bukan Ikhwaniy, siapa saudara-saudara yang akan membantumu menegakkan Islam?
Yang menjadi dipermasalahkan adalah ketika suatu "golongan" merasa bahwa golongannya itulah termasuk golongan yang benar. Dan 73 golongan itu pastilah akan merasa yang paling benar sendiri.
Okelah saya telat bikin post dan bisa disebut mengutip Faqih. Sunniy adalah manhaj dimana seseorang mencintai dan menjalankan sunnah-sunnah Rasulullah. Salafy adalah ketika kita mengikuti dan meneladani umat-umat shalih (shahabat, tabi'in) yang terdahulu. Disebut jamaah ketika kita menjalankan Islam dan menegakkan kalimah Allah secara bersama-sama. Disebut ikhwaniy ketika kita membangun Islam di atas dasar persaudaraan sesama muslim.
Sepantasnyalah setiap muslim menjadi seorang Sunniy yang menegakkan sunnah Rasulullah. Seharusnyalah tiap muslim menjadi Salafy yang meneladani umat shalih terdahulu. Juga setiap muslim harus menegakkan kalimat Allah dalam suatu Jama'ah dan Ikhwaniy.
Okelah kita di Indonesia mengaku sebagai orang Nahdhatul Ulama, Muhammadiyah, Hizbut Tahrir, Salafy, Tarbiyah, dll. Tapi yang paling utama kita tak bisa meninggalkan aturan-aturan seperti Sunniy, Salafy, dll.
Bolehlah kita mengaku sebagai orang Nahdhatul Ulama. Namun di sisi lain kita harus juga mengaku sebagai Muhammadiyah (pengikut Muhammad saw) karena kita adalah umat Muhammad saw. Juga ketika kita mengaku sebagai orang Salafy, seharusnyalah kita juga mengaku sebagai orang Jama'ah karena kita menegakkan Islam secara bersama-sama.
Jika seumpama kita tak mengikuti manhaj atau aturan seperti contoh diatas, kemana kita akan berpegang pada agama Allah?
Jika kita mengaku bukan sebagai Sunniy, sunnah siapa yang akan kita anut?
Jika kita mengaku bukan sebagai Salafy yang meneladani umat terdahulu, lalu umat mana yang akan kita teladani?
kita mengaku bukan sebagai Tablighy, lalu apakah kita puas bahwa Islam dimiliki oleh kita tanpa menyebarkan pada orang lain?
Bila kita mengaku bukan sebagai orang Jamaah, apakah kita mampu menegakkan syari'at Allah seorang diri?
Bila kita mengaku bukan Ikhwaniy, siapa saudara-saudara yang akan membantumu menegakkan Islam?
8 Komentar:
Wow, tulisanmu itu berat ya pip. Tapi bagus lho.
Nurutku Kita ga bisa mengkotak2an Islam dengan mengatakan bahwa kita ni anggota 'golongan' tertentu, yang bisa kita lakukan cuma terus belajar dan belajar terutama lebih memahami Al Quran sebagai kitab yang paling benar di dunia dan akhirat. Dan berharap kalau kita menjadi salah satu dari golongan yang akan mendapat rahmat untuk masuk surga. Amin.
Maaf nih kalo sok tau. Hehehe
kalo saya lebih baik kembali ke al-quran disana semua permasalahn bisa diselesaikan kalo kita mempelajari dengan kaffah tidak setengah2
Saya SPI saja, Sing Pentig Islam. Hahaha. Makasih dah berkunjung.
Mang Bener bro umat islam ini sekrg dah terbagi-bagi dan masing2 menganggap bahwa merekalah golongan yang paling benar,,,
Satu-satunya solusi ialah kita kembali ke al-qur'an dan hadist sebagaimana yang dah dibilang....tapi ga cuman diliat doang, kita juga mesti memahaminya...
saya sendiri udah bingung klo udah banyak aliran dan kelompok dalam Islam. yang penting ikut sunnah nabi aja dulu yaitu sunnah Nabi Muhammad SAW, itu yang penting...
Logikanya begini :
Jika ingin masuk kelas unggulan, misalnya masuk IPA. Tentu kita akan bertanya pada kakak-kakak kelas yang telah masuk kelas unggulan dan IPA itu.
Kita pasti akan bertanya tentang cara belajar mereka, tips dan trik hingga bisa masuk ke kelas tersebut.
Begitu juga jika kita ingin masuk surga. Kita harus melihat bagaimana cara beragamanya orang-orang yang sudah dijanjikan surga, yang telah diberikan jaminan oleh Alloh Sang Pemilik Surga.
”orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.”
(QS 9:100)
Merekalah para shahabat Rosululloh Sholallahu ’Alaihi wa Sallam. Merekalah orang-orang yang telah dijanjikan masuk surga.
Ikutilah mereka. Ikuti jejak mereka. Ikutilah jalan mereka. Jangan pernah ikuti jalan selainnya.
em..
*sebelumnya saya hny bs berkomenar : tulisan kamu KEREN . nurani saya tergerak untuk merenungi tulisan kamu .
*ya, siapa lagi yang akan kita jadikan pedoman kecuali jejak mereka setelah Allah swt, Rasulullah, dan Al-Qur'an ?
Bismillahir rahmanir rahim
Min: Taufik Akbar
Imam Malik rahimahullah berkata: Apa yang bisa membuat generasi awal itu baik, itulah yang bisa membuat generasi akhir ini baik.
Dalam hadits mutawatir yang diriwayatkan oleh Imam Bukhary, Muslim rahimahumallah dan lain-lainnya dimana Rasulullah shallallahu 'alahi wa alihi wa sallam menyatakan: Sebaik-baik manusia adalah generasiku kemudian generasi setelahnya kemudian generasi setelahnya.
Nasihatku untukku dan untukmu agar bertaqwa kepada Allah Ta'ala, semoga Allah Ta'ala memberi hidayah kepadaku dan kepadamu.
Sudah merupakan kewajiban bagi setiap muslim untuk menuntut ilmu. Dalilnya Surat Muhammad: 19 = Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (yang berhak diibadahi) melainkan Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu.
Maka pelajarilah ilmu dari sumber yang benar yaitu kitab-kitab para ulama' salaf (3 generasi terdahulu) dimana Rasulullah telah menjamin mereka di atas kebenaran. Sehingga bila kita akan mengatakan sesuatu harus dilandasi dengan ilmu.
Sungguh jika antum menelaah kitab-kitab ulama' terdahulu, apa yang antum pahami itu tidak ada dalam kitab-kitab mereka. Pemahaman antum adalah pemahaman muta-akhkkhirin (orang-orang akhir zaman)yang tidak ada jaminan baginya.
Semoga Allah mengampuniku dan mengampunimu. Karena Dialah Yang Maha Pengampun.
Wallahu musta'an.
Post a Comment