Tukang Batu
Alkisah, hiduplah seorang pencari batu yang hidup di lereng gunung. Bertahun-tahun bekerja, tukang batu tersebut tak kunjung makmur nasibnya. Entah kenapa, dia tetap rajin bekerja dan setia mencari batu di sungai. Suatu ketika, di depan rumahnya dilewati raja yang berkuasa. Dalam hati tukang batu tersebut, dia berkata ”Ah,... sungguh enak menjadi raja. Selalu dielu-elukan rakyatnya dan hidup penuh nikmat!”. Kebetulan ”dewa” mendengar keluh kesahnya. Tukang batu itupun berubah menjadi raja.
Dengan bangga dan gembira, ”sang raja” berjalan-jalan mengelilingi desa pinggiran. Namun ada satu hal yang menghalanginya, yaitu matahari. Seketika itu pula dia ingin menjadi matahari. Lagi-lagi keinginannya terkabul dan dia menjadi matahari. Dia dengan senyum merekah melihat seluruh dunia. Dan matahari serasa menjadi raja dari seluruh raja. Namun senyumnya memudar ketika pandangannya tertutupi oleh awan. Mataharipun mendengar manusia mengutuk matahari karena menyebabkan kekeringan dan memohon agar awan menurunkan hujan. Mataharipun ingin menjadi awan dan akhirnya dia berubah menjadi awan.
Dengan riang, awan menurunkan hujan dan disambut sorak sorai manusia yang menunggu datangnya hujan. Belum habis gembira si awan, datang angin yang membawanya ke lautan lepas. Si awan iri kepada angin dan ingin menjadi angin. ”dewa” kembali mengabulkan permintaannya dan dia menjadi angin. Ketika menjadi angin dia merasa tak terkalahkan dan mampu terbang kesana-kemari dengan cepat. Namun badannya terasa tergoncang karena menabrak sesuatu. Setelah dia lihat, dia menabrak gunung yang perkasa. Dia ingin menjadi gunung dan ”dewa”pun mengabulkannya.
Setelah menjadi gunung dan beberapa saat tak ada gangguan, tubuhnya merasa sakit dan mendengar suara yang tak asing lagi didengarnya. ”tok-tok-tok” yaitu suara tukang batu yang memukuli tubuh si gunung tadi.
Akhirnya si gunung tadi ingin menjadi tukang batu dan akhirnya dikabulkan oleh ”dewa”. Dan akhirnya tukang batu itupun kembali menjadi tukang batu dan hidup seperti sediakala.
Cerita di atas memang cerita fiksi. Namun tentu cerita itu mengandung hikmah penuh motivasi. Seperti kira tak bisa untuk mendapatkan sesuatu dengan mudah. Kita perlu suatu usaha yang keras agar hidup dengan enak pula. Kedua, hendaknya kita bersyukur dengan apa yang sudah kita miliki. Memang sudah kodrat manusia diciptakan untuk sulit bersyukur. Namun hendaknya kita terlalu ambisius yang tidak mungkin kita kejar.
Keep spirit!
14 Komentar:
wkwkwkwkwkwk... manusia sulit bersyukur... aja aja ada
seep ;)
selain bersukur juga kagak boleh iri......
iyakan......
mengajarkan kita untuk selalu bersyukur, btw ini karangan sendiri atau dari buku
usaha diiringi rasa syukur...ambisi pan beda ama ambisius
Siiip..apik2
Memang itulah manusia, susah bersyukur
manusia yg paling kuat adlh manusia yg mampu menahan hawa nafsunya ! makasi mas buat semangatnya ! :)
Namanya juga manusia, tak ada puasnya, suka ngiri dan dendam, dasar manusia...!!!
Eits, ternyata aku manusia jg yah,,,
Tapi emang begitu adanya mo diapain lagi...he.he...nikmati aja jadi manusia...
semoga aja kita nih bisa belajar dari kisah ni....
yach mua gimana lagi,,manusia gt lho
ceritanya bagus juga gan aku copy ya gan buat tugas cerpen
ceritanya bagus juga gan aku copy ya gan buat tugas cerpen
haha lucu juga ceritanya , namun di balik semua itu ceritanya sangat bermakna . dan itu bermotivasi untuk manusia agar selalu menerima atas apa yang telah ditakdirkan oleh alloh kepada dirinya
Post a Comment