Polusi tidak Selamanya Merugikan
Kita semua telah mendengar bahwa kadar karbon dioksida dan gas-gas rumah kaca di atmosfer terus - terusan meningkat. Gas-gas ini mengikat energi panas matahari dan meyebabkan suhu bumi bertambah. Tapi sebuah penelitian baru menunjukkan bahwa beberapa macam polutan udara mengubah komposisi kimia awan sehingga awan-awan tersebut lebih banyak memantulkan sinar matahari ke angkasa daripada ke bumi. Fenomena ini dapat mengurangi efek pemanasan global yang disebabkan oleh gas-gas rumah kaca.
Robert Charlson, seorang kimiwan atmosfer dari University of Washington, mengatakan bahwa aerosol (yang partikel-partikelnya begitu kecil sehingga terus-terusan bertahan dalam atmosfer) dari polusi industri mempengaruhi komposisi awan. Bekerja sama dengan para ilmuwan dari Consilio Nazionale delle Ricerche, dia menganalisa awan di atas Po River Valley, sebuah daerah industri di Italia Utara. Para peneliti mengambil sampel air dari banyak awan dan menguapkan air tersebut, sebagai upaya membalikkan proses terbentuknya awan.
Ketika Charlson dan rekan-rekannya menganalisa awan yang sudah diuapkan itu, mereka menemukan bahwa tekanan permukaan titik2 air berkurang sebanyak 30% dibandingkan nilai tekanan air pada umumnya. Tekanan permukaan adalah gaya yang menarik molekul air ke tengah, menjauhi permukaan. Dalam air, atom hidrogen bermuatan negatif dan atom oksigen bermuatan positif. Ini menyebabkan gaya tarik yang kuat antara hydrogen dan oksigen , yang menyebabkan molekul-molekul air lebih melekat dengan sesamanya daripada dengan molekul-molekul lainnya.
Pada saat molekul-molekul lain, seperti polutan udara, bercampur dengan air, mereka mengganggu beberapa ikatan hydrogen ini dan menyebabkan berkurangnya tekanan permukaan. Pada proses pembentukkan awan, tekanan permukaan yang relatif lebih kecil ini menyebakan lebih banyak titik air yang terbentuk, namun dalam ukuran yang lebih kecil. Para ilmuwan memperhitungkan bahwa berkurangnya 30% tekanan permukaan dapat memproduksi 20% titik air lebih banyak dan mengurangi besar titik air itu sebanyak 6%
Charlson membandingkan situasi ini dengan bercampurnya air dan gula dengan bercampurnya air dan deterjen. Apabila gula ditambahkan ke dalam sebuah botol air, tidak akan ada gelembung yang terbentuk, walaupun kita menambahkan gula dalam jumlah yang banyak dan mengocoknya. Tapi hanya dengan menambahkan beberapa tetes deterjen saja dapat membuat satu botol itu penuh dengan busa. Cobalah di rumah dan anda akan dapat melihat bagaimana cahaya berefleksi pada setiap busa. Beberapa polutan udara mempunyai sifat seperti gula, sementara yang lainnya bersikap seperti deterjen.
Menurut Charlson dan koleganya, bertambahnya jumlah titik-titik air di awan, dapat menyebabkan cahaya matahari 1% lebih banyak terpantul menjauhi bumi. Sangatlah penting untuk diingat bahwa aerosol, selain dapat mengurangi efek gas rumah kaca, dapat pula mengubah kimia dasar komposisi atmosfer. Misi NASA yang dijadwalkan untuk tahun 2003 akan mempelajari atmosfer secara detil dan diharapkan dapat memberi petunjuk mengenai bagaimana aerosol mempengaruhi perubahan iklim.